Pesan Rektor UNJ kepada wakil kepala sekolah labschool yang baru dilantik: kesempatan terbaik untuk membesarkan Labschool

Humas UNJ, Jakarta- bertempat di Auditorium Labschool Jakarta Gedung BPS Lantai 3, berlangsung acara pelantikan dan serah terima jabatan Wakil Kepala Sekolah KB-TK, SMP dan SMA Labschool Jakarta dan Kebayoran.

Acara yang diadakan pada Selasa 29 November 2022, turut dihadiri langsung oleh Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ, para wakil rektor, para ketua lembaga dan kepala biro serta para dekan direktur pascasarjana di lingkungan UNJ. Sementara itu, Labschool turut dihadiri oleh Prof. Arief Rachman selaku Penasihat Labschool, Prof. Bedjo selaku Ketua Yayasan, Dr. Achmad Ridwan selaku Plt. Kepala BPS, para POMG (Persatuan Orang tua Murid dan Guru) dan pejabat lainnya di lingkungan Labschool YP-UNJ.

Setelah menyanyikan Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan Rektor Universitas negeri Jakarta yang memberhentikan dengan hormat kepada:

  1. Yulinda Asnita, M.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMP Labschool Kebayoran Periode Tahun 2019—2022.
  2. Armat, M.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Labschool Kebayoran Periode Tahun 2019—2022.
  3. Muliadi Tarigan, S.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMP Labschool Kebayoran Periode Tahun 2019—2022.
  4. Dede Supriatna, S.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMA Labschool Kebayoran Periode Tahun 2019—2022.
  5. Pratikno, S.Pd. diberhentikan dari jabatan  Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Labschool Kebayoran Periode Tahun 2019—2022.
  6. Epidayatny, S.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA Labschool Kebayoran Periode Tahun 2019—2022.
  7. Erlina Nurliani diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Labschool Jakarta Periode Tahun2019—2022.
  8. Sarmilih, M.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMP Labschool Jakarta Periode Tahun 2019—2022.
  9. Siti Mujanah, M.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Labschool Jakarta Periode Tahun 2019—2022.
  10. Badru Zaman diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Labschool Jakarta Periode Tahun 2019—2022.
  11. Mustafal Bakri, S.Pd. diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA Labschool Jakarta Periode Tahun 2019—2022.
  12. Rinawati, S.Pd., M.Si diberhentikan dari jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMA Labschool Jakarta Periode Tahun 2019—2022.

Mengangkat:

  1. Lilis Musyarropah, S.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMP Labschool Kebayoran Periode Tahun 2022—2025.
  2. Ramdhani Purnomo, S.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Labschool Kebayoran Periode Tahun 2022—2025.
  3. Cinthia Puji Bhintarti, S.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMP Labschool Kebayoran Periode Tahun 2022—2025.
  4. Murtiningsih, M.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMA Labschool Kebayoran Periode Tahun 2022—2025.
  5. Doni Handriansyah, S.Pd., Gr. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Labschool Kebayoran Periode Tahun 2022—2025.
  6. Suhartanto, S.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA Labschool Kebayoran Periode Tahun 2022—2025.
  7. Giasti Marchtalova, S.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Labschool Jakarta Periode Tahun 2022—2025.
  8. Pandu Novialdi, M.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMP Labschool Jakarta Periode Tahun 2022—2025.
  9. Trezadigjaya, S.Pd., M.Si. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Labschool Jakarta Periode Tahun 2022—2025.
  10. Erwin Marwiansyah, M.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMP Labschool Jakarta Periode Tahun 2022—2025.
  11. Rinawati, S.Pd., M.Si diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMA Labschool Jakarta Periode Tahun 2022—2025.
  12. Marsono, S.Pd., M.Kesos. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Labschool Jakarta Periode Tahun 2022—2025.
  13. Agus Munandar, S.Pd. diangkat dalam jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA Labschool Jakarta Periode Tahun 2022—2025.

foto ketika serah terima jabatan

Pada kesempatan acara, Prof. Komarudin berterima kasih kepada seluruh wakil kepala sekolah yang telah mendarma baktikan seluruh waktu pikiran, tenaga dan energi untuk Labschool YP UNJ, mau itu satu atau pun dua periode jasa, karya, dan pengabdian Anda tidak terhitung untuk membesarkan Labschool UNJ.

Prof. Komarudin ketika memberikan sambutan

Dalam sambutannya, Prof. Komarudin bercerita “Labschool kita makin terkenal, bahkan kita (SMA Kebayoran) menduduki peringkat 1 untuk sekolah swasta. Sementara untuk Labschool Jakarta bukan kalah, tapi harus berjuang lagi. Namun, mau di mana pun proses semuanya sama dan bermutu berkualitas untuk menghasilkan lulusan terbaik untuk Labschool.  Sejak dulu, sejak Prof. Arief rachman menjadi kepala sekolah visinya masih sama, model dan pola pendidikannya masih sama. Itulah yang membedakan dengan sekolah swasta lainnya. Sehingga banyak yang ingin bersekolah di sini. Karena kita mempertahankan standar mutu. Bahkan para LPTK yang lain ingin Labschoolnya seperti kita.

Lebih lanjut, untuk wakil kepala sekolah yang baru dilantik belajar dari senior, ketulusan Anda dalam bekerja menjadi kunci, keinginan Anda untuk menjadi yang terbaik dengan karya terbaik juga menjadi kunci. Fokuslah pada kerja, terkait kesejahteraan, kami sudah diskusi dengan pak Ridwan. Jadi fokuslah bekerja dan dukung pimpinan Anda sebagai satu kolektif kolega, dukung sepenuhnya dan bekerja sebaik-baiknya karena saya tahu, kerja di Labschool tidak mengenal waktu.

foto bersama antara pimpinan UNJ dan pimpinan labschool yp UNJ

Marilah kita  bentuk team work yang solid dan kuat untuk membuat Labschool Lebih besar lagi, mengutip pernyataan Prof. Arief, “kita bukan lagi nasional levelnya harus internasional”. Oleh karena itu silakan melakukan pengembangan-pengembangan untuk menjadikan Labschool sekolah bertaraf internasional. Ini merupakan kesempatan terbaik untuk membesarkan Labschool.

“Terima kasih kepada pejabat lama, dan selamat untuk pejabat baru. Mari kita besarkan Labschool UNJ sebesar-besarnya dan upaya kita mendapatkan rida Allah SWT,”  tutup Prof. Komarudin dalam sambutannya.

Kisah Mahasiswa Unpad yang Jadi Relawan Bencana Gempa Bumi Cianjur – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Peristiwa gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,6 di wilayah Cugenang, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022) lalu mendorong banyak orang terjun melaksanakan misi kemanusiaan sebagai relawan, tidak terkecuali mahasiswa Universitas Padjadjaran.

Selang beberapa jam setelah gempa terjadi, sekelompok mahasiswa Unpad yang tergabung dalam Forum Komunikasi Padjadjaran Rescue dan tim medis segera berangkat menuju lokasi bencana. Dua di antara mahasiswa yang berangkat ialah Asyrurifa Fauzi dan Viona Liuprilita Budiman. Dua mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Kepada Kanal Media Unpad Fauzi dan Viona bercerita mengenai keikutsertaannya sebagai relawan bencana gempa bumi Cianjur. Viona yang merupakan orang Cianjur asli sangat tergerak untuk membantu sesama warga yang terdampak bencana gempa bumi.

“Jadi saya sangat tertarik untuk membantu kota sendiri juga. Gak nyangka Cianjur kota kecil tapi bencananya bisa dibilang besar,” tutur Viona.

Sementara Fauzi yang berasal dari Sukabumi juga tergerak menjadi relawan. Sebabnya, Cianjur merupakan kota yang kerap dikunjungi karena banyak teman-temannya yang tinggal di sana. Karena kedekatannya dengan Cianjur inilah yang mendorong Fauzi terjun menjadi relawan.

Pasca gempa bumi terjadi, komunikasi di dalam forum intens dilakukan. Utamanya mempersiapkan keberangkatan relawan menuju lokasi bencana. Keduanya yang merupakan anggota dari Unit Pencinta Alam Palawa Unpad tanpa pikir panjang langsung mendaftarkan diri sebagai relawan.

“Semuanya atas dasar inisiatif, bukan ditugaskan,” kata Viona.

Belajar Banyak Hal

Sesampainya di Cianjur, relawan Unpad langsung melakukan asesmen terkait kondisi dan apa yang dibutuhkan penyintas. Selanjutnya, relawan dibagi menjadi beberapa tim. Ada yang turun membantu proses evakuasi di lapangan, ada yang bertugas di posko membantu pengelolaan bantuan, serta ada yang bertugas di rumah sakit sebagai tim medis.

Viona dan Fauzi sendiri mendapat tugas di posko. Kendati tidak turun langsung ke lapangan, keduanya mengaku mendapatkan banyak hal selama bertugas di posko. Selama di posko, mereka berhadapan langsung dengan penyintas yang meminta sejumlah bantuan logistik.

“Pas ke sini (penyintas) sedikit membeludak, tetapi Alhamdulillah bisa diatasi,” kata Fauzi.

Bantuan yang datang di posko perlu diatur agar bisa diterima penyintas secara merata. Dari proses ini, Fauzi mengaku sedikit banyak belajar mengenai manajemen penyaluran logistik untuk penyintas bencana.

“Kan di sini kebetulan banyak yang membutuhkan, sementara barang gak terlalu banyak. Jadi bagaimana memprioritaskan untuk yang benar-benar membutuhkan dengan melakukan asesmen terlebih dahulu,” jelas Fauzi.

Bagi Fauzi dan Viona, keikusertannya menjadi relawan bencana gempa bumi Cianjur merupakan pengalaman pertama. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi keduanya.

Fauzi sendiri merasakan, menjadi relawan di daerah bencana mendorongnya untuk lebih peka terhadap sesame. Selain itu, ia juga mendapat pengalaman bagaimana melakukan manajemen terhadap bantuan untuk korban bencana alam agar tepat sasaran dan merata.

Sementara Viona sendiri belajar untuk lebih mensyukuri atas apa yang diberikan Sang Pencipta. “Meskipun keluarga di Cianjur, syukur masih dilindungi. Semoga apa yang terjadi di Cianjur bisa segera pulih,” pungkasnya.*

Prof. Popy Rufaidah, Orang Indonesia Pertama yang Raih Penghargaan America-Eurasia Center – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran, Prof. Popy Rufaidah, SE., MBA., PhD, meraih penghargaan “Star of Excellence Award” dari America-Eurasia Center, Washington, D.C. Prof. Popy yang juga Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI Washington, D.C., Desember 2018 – September 2022, menjadi orang Indonesia pertama yang mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.

Penghargaan diberikan langsung Presiden America-Eurasia Center, Dr. Gerard Janco kepada Wakil Dubes RI untuk AS, Sade Bimantara, mewakili Prof. Popy yang telah berada di Indonesia, pada acara America-Eurasia Center “Embassies of the World in Washington, DC, Special Cultural and Business Networking Event”, di Ven-Embassy Row, Washington, D.C., AS, Rabu (26/10/2022) waktu setempat.

Saat diwawancarai Kanal Media Unpad, Prof. Popy menjelaskan, America-Eurasia Center, salah satu organisasi wadah pemikir (think tank) tertua bereputasi di AS, memberikan penghargaan atas upaya memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat dan menyatukan pimpinan kedutaan besar yang ada di Amerika Serikat bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

“Penghargaan ini berbeda dengan sebelumnya. America-Eurasia Center memberikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan KBRI melalui Atikbudnya dalam memperkuat hubungan dengan AS dan menyatukan para Atikbud sehingga terbentuk Asosiasi Atikbud se-AS di Washington, D.C.,” tutur Prof. Popy.

Dalam hal ini, Prof. Popy terpilih mendapatkan penghargaan sebagai sosok pendiri yang menginisiasi pembentukan asosiasi bagi para Atase Pendidikan dan Kebudayaan dari berbagai perwakilan kantor kedutaan besar di Amerika Serikat.

Inisiasi yang dilontarkan Prof. Popy tersebut telah digaungkan pada pertemuan yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri AS, bidang Pendidikan dan Kebudayaan di Washington, D.C., awal Januari 2020. Meski terkendala pandemi, apa yang dilakukan Prof. Popy berbuah manis.

Pada 25 Mei 2022 resmi terbentuk Asosiasi Atase Pendidikan dan Kebudayaan Amerika Serikat/Washington Educational & Cultural Attaché Association (WECAA).

“Kiprah ini yang dianggap America-Eurasia Center sebagai sesuatu yang perlu diapresiasi karena belum pernah ada asosiasi seperti ini,” ujar Prof. Popy yang menjadi sebagai Presiden pertama WECAA. Melalui WECAA, wadah ini menjadi upaya untuk memperkuat diplomasi pendidikan dan kebudayaan antar negara duta dengan Amerika Serikat.

Sebagai orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan prestisius tersebut, Prof. Popy mengaku terkejut dan senang bisa memperoleh penghargaan ini. Bahkan penghargaan ini biasa diberikan kepada Duta Besar dan perusahaan bergengsi AS. Ia sendiri telah menyelesaikan tugasnya sebagai Atikbud pada September 2022 lalu.

“Saya sangat surprise, dapat kabar ketika sudah pulang. Suatu kejutan happy ending sebagai Atdikbud, karena apa yang dilakukan selama di AS ternyata ada yang memberikan apresiasi,” tuturnya.

Prof. Popy menjalankan amanat sebagai Atikbud di KBRI Amerika Serikat pada Desember 2018 lalu. Bekerja sebagai Atikbud di negara adi daya memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya meyakinkan mitra di Amerika Serikat bisa bekerja sama di bidang Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kerja sama dengan Amerika Serikat terbuka luas.

“Tinggal bagaimana kita proaktif, Amerika Serikat negara yang sangat menghargai kompetensi dan keunggulan yang dimiliki setiap seseorang, hal tersebut perlu dipresentasikan dengan sebaik-baiknya. Siapa yang bisa menyampaikan dan meyakinkan itu bisa menjadi penguat penjalin kerjasama,” papar Prof. Popy.

Saat ini, Prof. Popy yang masih aktif sebagai Dewan Penasihat Asosiasi Atdikbud se-AS di Washington, D.C., /WECAA, kembali menjalankan tugasnya sebagai guru besar bidang Marketing dan Manajemen Strategis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad.

“Saat ini, sharing session pengalaman yang hampir empat tahun diperoleh selama di AS dilakukan pada beragam pihak di kalangan perguruan tinggi dan instansi terkait di Indonesia, khususnya dalam rangka peningkatan hubungan kerja sama Indonesia dengan AS,” pungkasnya.*

Belajar Produktif dari Prof. Deddy Mulyana, Guru Besar yang Hasilkan 53 Buku – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Menulis telah menjadi bagian hidup tak terpisahkan dari seorang Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. Ada kesenangan tak ternilai yang dirasakannya tatkala tulisan Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut dibaca dan diapresiasi orang lain.

Dari kecintaannya akan menulis, Prof. Deddy telah menghasilkan 53 buku, lebih dari 50 artikel ilmiah di jurnal internasional dan nasional, lebih dari 40 book chapter, dan ratusan artikel ilmiah populer maupun kolom atau opini di media massa, antara lain: Pikiran Rakyat, Kompas, Media Indonesia, Republika, Gatra, dan the Jakarta Post. Empat buku di antaranya dalam bahasa Inggris.

Buku ke-53 yang ditulis Prof. Deddy Mulyana adalah Communication Technology and Society: Exploring the Multicultural and Digital World yang ditulis bersama Dr. Devie Rahmawati, dosen Universitas Indonesia. Buku berbahasa Inggris tersebut merupakan kumpulan dari artikel ilmiah Prof. Deddy yang diterbitkan di jurnal terindeks Scopus dan jurnal Sinta-2, tetapi setiap artikel telah dipoles sedemikian rupa sehingga sesuai dengan format buku. Buku yang baru diluncurkan dan dibedah secara daring pada Rabu (2/11/2022) lalu tersebut telah habis dibeli orang.

“Orang kadang-kadang heran, kenapa saya bisa menghasilkan 53 buku? Saya sendiri tidak percaya, tapi faktanya seperti itu,” seloroh Prof. Deddy.

Kanal Media Unpad berkesempatan mewawancarai Prof. Deddy Mulyana di kediamannya di kawasan Parakan Waas, Bandung, Jumat (4/11/2022). Ribuan koleksi buku tersimpan rapi di lemari rumahnya. Wawancara pun dilakukan di ruang kerja Prof. Deddy dengan latar belakang dua lemari yang menyimpan karya buku dan tulisan-tulisannya.

Prof. Deddy mulai menulis sejak masih di SMA, yaitu pada tahun 1970-an. Cerita pendek menjadi karya yang sering ditulis Prof. Deddy hingga duduk di bangku kuliah. Kurang lebih 80 cerita pendek berhasil ditulis Prof. Deddy. Karya fiksi tersebut telah diterbitkan menjadi beberapa buku kumpulan cerpen.

Setelah itu, ia mulai banyak menulis karangan khas berupa feature perjalanan. Sejak menempuh studi Sarjana Ilmu Komunikasi di Fikom Unpad, ia banyak melawat ke luar negeri. Hal-hal unik yang ditemukan saat melawat itulah yang kemudian ditulis sebagai feature perjalanan. Kumpulan karangan khas ini juga telah dibukukan.

“Baru beberapa bulan kemudian setelah saya lulus dari Fikom Unpad pada 1981, saya mulai menulis artikel ilmiah populer,” tuturnya.

Artikel pertamanya berjudul “Kapan Kita Punya TV Sekolah?” yang dimuat di surat kabar Pikiran Rakyat (7/12/1981). Artikel terakhirnya berjudul “Etnometodologi Kasus Sambo,” yang dimuat Kompas (3/11/2022) yang menjadi viral di media sosial dan mendapatkan apresiasi banyak pembacanya.

Sejak menjalani profesi sebagai dosen, Prof. Deddy dituntut untuk menghasilkan karya ilmiah. Praktis, ia mulai menulis banyak buku dan artikel ilmiah. Buku tersebut banyak dibaca orang, khususnya dari kalangan akademisi dan mahasiswa yang mempelajari ilmu komunikasi.

Buku “fenomenal” yang dihasilkannya adalah Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar yang terbit pertama kali pada 2000. Tidak hanya dibaca, buku ini juga menjadi pegangan wajib mahasiswa ilmu komunikasi di Indonesia. Tidak heran jika buku ini telah mengalami 23 kali cetak ulang—di luar buku bajakan yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi.

Makin senang menulis, Prof. Deddy makin jatuh cinta dengan dunia menulis. Apa lagi ketika tahu karya-karya tersebut dibaca dan diapresiasi banyak orang.

“Setelah artikel kita dimuat di media massa, atau buku tersebut dicetak dan dijual di toko buku, memang ada imbalan material, tetapi imbalan nonmaterial lebih tinggi. Ada sensasi yang saya rasakan ketika mendapatkan apresiasi dari orang bahwa buku atau artikel itu bagus. Itu membuat kita senang. Apa lagi ketika kita tahu buku itu diwajibkan di perguruan tinggi, itu membuat kita senang lagi,” ujarnya.

Menulis Beragam Perspektif

deddy mulyana
Prof. Deddy Mulyana dengan latar belakang dua buah lemari yang berisikan karya-karya tulisannya. (Foto: Dadan Triawan)*

Prof. Deddy Mulyana mengatakan, komunikasi merupakan kebutuhan manusia. Karena itu, kajian ilmu komunikasi tidak akan habis untuk dipelajari. Ada banyak bidang atau perspektif ilmu komunikasi yang bisa digali. Ini yang Prof. Deddy lakukan lewat menulis.

“Keserbahadiran komunikasi di berbagai bidang ini menciptakan disiplin komunikasi yang lebih khusus, seperti Komunikasi Antarbudaya, Komunikasi Bisnis, Komunikasi Politik dan Komunikasi Kesehatan. Kemudian kalau kita bicara mengenai sudut pandangnya, itu juga akan beragam. Ada perspektif yang objektif/positivis, interpretif/konstruktivis, dan kritis,” jelasnya.

Masing-masing terbagi lagi menjadi beberapa varian. Yang paling ia senangi dan kuasai adalah yang interpretif.

Karena itu, Prof. Deddy memanfaatkan keragaman disiplin dan perspektif pada ilmu komunikasi. Tinggal dipilih bidang komunikasi mana yang akan dibahas dan perspektif apa yang akan digunakan. Tidak jarang pula ia menulis hal-hal yang “keluar” dari bidang keahliannya di bidang komunikasi antarbudaya, komunikasi kesehatan, dan kajian media,misalnya dengan mengeksplorasi Komunikasi Hukum seperti dalam artikel “Etnometodologi Kasus Sambo” yang memang belum banyak dikembangkan di Indonesia.

Karena produktivitas menulis berdasarkan banyak bidang dan perspektif yang digelutinya inilah Prof. Deddy Mulyana kerap disebut sebagai “Begawan Ilmu Komunikasi” di Indonesia.

Saat akan menulis buku, Prof. Deddy selalu menentukan dahulu apakah buku tersebut akan menjadi pegangan kuliah atau bukan. Jika buku tersebut direncanakan akan digunakan untuk pegangan kuliah dalam waktu yang cukup lama, judul buku akan disesuaikan dengan nama mata kuliah bersangkutan, seperti Metodologi Penelitian Kualitatif (2002) dan Pengantar Komunikasi Lintas Budaya (2019).

Selain itu, gaya menulis buku Prof. Deddy lebih banyak menggunakan gaya naratif/bercerita. Ini didasarkan pada prinsip bahwa  manusia adalah Homo Narrans, yakni merupakan makhluk yang suka bercerita dan menyukai cerita. Karena itu, tema sekompleks apa pun disampaikan dengan gaya bercerita dengan menggunakan diksi yang mudah dimengerti.

Tidak jarang, Prof. Deddy menyelipkan unsur humor dalam penjelasannya. Gaya storytelling inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa buku ilmiah karyanya kerap laris di pasaran.

Kiat Produktif Menulis

Diakui Prof. Deddy Mulyana, menulis merupakan keterampilan dalam komunikasi yang cukup sulit dikuasai. Pasalnya, keterampilan ini harus terus dilatih sepanjang waktu. Namun, bukan berarti keterampilan ini menjadi momok menakutkan bagi setiap orang.

Ada beberapa tips yang didasarkan atas pengalaman menulis Prof. Deddy. Hal utama adalah menyenangi aktivitas menulis, antara lain dengan mencoba menulis hal-hal yang disenangi, selain sesuai dengan bidang keahlian. “Tidak harus langsung senang. Rasa senang itu bisa dibangun, awalnya kita perlu rasa curiosity (penasaran),” kata Prof. Deddy.

Setelah itu, banyak membaca karya orang, menguasai bahasa asing, hingga terus berlatih sepanjang waktu merupakan tips yang bisa dilakukan agar mampu menulis dengan baik.

Terakhir, kata Prof. Deddy Mulyana, penulis harus memiliki kecerdasan emosional. Kecerdasan ini dibutuhkan untuk membangun konsistensi menulis tatkala tulisan mengalami penolakan. “Artinya, jangan kesal, kecewa, apalagi putus asa, ketika tulisan kita ditolak editor atau penerbit; perbaiki lagi tulisan kita, sampai kita merasa tulisan itu optimal, atau buat lagi tulisan yang lain, hingga akhirnya tulisan kita diterbitkan,” jelasnya.*