Dosen Fkep Unpad Gelar Pengabdian Tingkatkan Kompetensi Perawat RSUD Sumedang – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Departemen Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran menyelenggarakan lokakarya “Peningkatan Kompetensi Perawat dalam Penerapan Perawatan Integratif di Area Keperawatan Medikal Bedah” di RSUD Sumedang, Kamis (24/11 2022).

Lokakarya tersebut digelar dalam Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) tim dosen Departemen Keperawatan Medikal Bedah Fkep Unpad, diikuti sejumlah perawat ruang rawat inap RSUD Sumedang yang berperan sebagai preseptor dan unsur manajemen keperawatan.

Para peserta diberikan materi terkait Integrated Care atau pelayanan terintegrasi berbasis pasien. Sebagai tenaga profesional, perawat harus memahami dan dapat mengaplikasikan bagaimana continuity of care pada pasien penyakit kronis, menjalankan protokol followed up care, transitional care serta bagaimana melakukan discharge planning pada pasien dengan masalah muskolskeletal.

Baru-baru ini, integrated care atau dengan istilah lain person-centred care merupakan pelayanan barbasis pasien yang mulai diterapkan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Keberhasilan dari penerapan integrated care bergantung pada keterpaduan elemen promosi kesehatan masyarakat.

“Tujuan dari intergratif care yang harus diberikan dalam pelayanan keperawatan adalah untuk memberikan kesempatan pasien terlibat dalam asuhan perawatan sehingga dapat melakukan perawatan secara mandiri dan meningkatkan pengalaman akan perawatan,” kata Ketua Pelaksana Kegiatan PPM, Nursiswati S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.KMB.

Pada acara tersebut hadir sejumlah dosen Fkep Unpad sebagai pemateri. Titis Kurniawan, S.Kep.,Ners.,MNS memberikan materi terkait continuity of care pada chronic disease. Materi ini tentang asuhan perawatan pada pasien penyakit kronis yang masih membutuhan perawatan lanjutan setelah pasien pulang untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Kemudian materi kedua diberikan oleh Chandra Isabella HP.,S.Kp., M.Kep yang memberikan materi tentang protocol followed up care oleh perawat medikal bedah. Selanjutnya materi ketiga diberikan oleh Sri Hartati Pratiwi S.Kep.,Ners.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B tentang transitional care. Materi terakhir terkait dengan discharge planning musculoskeletal disampaikan oleh Urip Rahayu S.Kp., M.Kep.

Kegiatan PPM tersebut terselenggara atas kerja sama Fkep Unpad dan Bidang Keperawatan RSUD Sumedang. RSUD Sumedang menyambut baik dengan kegiatan PPM yang dilaksanakan FKep Unpad karena penerapan integratif care merupakan pelayanan keperawatan yang sudak sejak lama direnncanakan RS untuk diterapkan dan membutuhkan sosialiasi dalam pelayanan.

Kepala Instalasi Diklat RSUD Sumedang, Nunung Nurliati, S.Kep., Ners mengatakan  pelayanan intergratif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, mencegah rawat ulang, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.

“Kami akan terus meningkatkan kerja sama dengan pihak Fkep Unpad untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam keberlanjutan asuhan keperawatan pasien kronis,” ujarnya. (rilis)*

Teknologi Transgenesis Tingkatkan Performa Pertumbuhan Ikan Lele – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Ibnu Dwi Buwono, M.Si.,  mengatakan bahwa rekayasa  teknologi  produksi  ikan  lele melalui  transgenesis  akan  menghasilkan  perbaikan  pertumbuhan  lebih  cepat  dibandingkan  ikan nontransgenik. Ikan transgenik ini dapat menguntungkan usaha budi daya ikan.

“Perbaikan  pertumbuhan  ikan  melalui  teknologi  transgenesis atau transfer  gen  Growth Hormone  pada  ikan  sekerabat  menunjukkan peningkatan  pertumbuhan  lebih  tinggi  dibanding  ikan nontransgenik.  Hal  ini  memberikan  harapan  besar  dalam budi daya  ikan  untuk  meningkatkan  produksi  hasil  panen,” kata Prof. Ibnu saat membaca orasi ilmiah berkenaan dengan penerimaan jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Genetika dan Bioteknologi, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Kamis (17/11/2022).

Pada kesempatan tersebut, Prof. Ibnu membacakan orasi ilmiah berjudul “Pertumbuhan Super Ikan Lele (Clarias Gariepinus) Strain Mutiaratransgenik-GH”.

Menurut Prof. Ibnu, dengan teknologi transgenesis, pertumbuhan  ikan yang cepat  dan tingginya  efisiensi  penggunaan  pakan akan memberikan  pengaruh  signifikan  terhadap berkurangnya  masa  budidaya  dan  biaya  pakan  sehingga menguntungkan usaha budidaya ikan.

Melalui  aplikasi  teknologi  transgenesis, Prof. Ibnu telah meningkatkan performa pertumbuhan ikan lele mutiara. Dalam penelitiannya, Prof. Ibnu mentransfer gen  penyandi  hormon pertumbuhan  ikan  lele  dumbo ke  dalam  sperma  ikan  lele mutiara. 

Selanjutnya  sperma  lele  mutiara  difertilisasikan dengan  telur  ikan  lele  mutiara  dan  menghasilkan  ikan  lele mutiara transgenik-GH.

“Manfaat  penerapan  transgenesis pada  ikan  lele  mutiara  ini  membuat  ikan  cepat  tumbuh,  oleh karena  adanya  over  ekspresi  hormon  pertumbuhan  ikan, menjadikan  ikan  lele  unggul  (super  growth)  seperti  yang diharapkan  pembudidaya  lele,” kata Prof. Ibnu.

Prof. Ibnu menemukan bahwa tingkat  ekspresi  pertumbuhan  ikan  lele  mutiara transgenik relatif stabil, ditunjukkan pada G0 (dua kali), G1 (tiga kali),  G2  (3-4  kali),  G3  (2-3  kali)  dan  G4  (1,9-2,3). Pertumbuhan ini  lebih tinggi  daripada  ikan  non-transgenik .

“Stabilitas  pewarisan  karakter  pertumbuhan  super  pada generasi  G0  sampai  G4  pada  ikan  lele  mutiara  transgenik  ini menunjukkan bahwa GH eksogen diwariskan secara permanen pada  setiap  generasi,” ujar Prof. Ibnu.

Prof. Ibnu menilai bahwa ikan  dengan  laju pertumbuhan  cepat  dapat  penyebabkan  kematangan  gonad lebih  cepat  dibandingkan  dengan  ikan  normal,  sehingga menghasilkan kemampuan reproduksi lebih awal.

Lebih lanjut Prof. Ibnu mengatakan bahwa keunggulan  genetik  ikan  transgenik  harus  dapat diwariskan  secara  biologis  kepada  generasi  berikutnya  dalam upaya  mempertahankan  superioritas  ikan  tersebut.  Stabilitas transmisi  GH  eksogen  pada  setiap  generasi  ikan  lele  Mutiara transgenik ini memberikan harapan besar untuk  memproduksi ikan lele unggul secara massal.

“Budidaya  ikan  transgenik  merupakan  salah  satu  cara untuk  mempercepat  pertumbuhan  ikan  dan  memperpendek masa  budidaya  ikan,” kata Prof. Ibnu. (arm)*

Prodi Kesos Unpad Gandeng Alumni Siapkan Strategi Tingkatkan Kualitas Lulusan – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran menggelar diskusi terfokus dengan para alumni di Unpad Training Center, Bandung, Sabtu (5/11/2022) lalu.

Diskusi yang menghadirkan perwakilan alumni dari angkatan 1980an hingga 2000an ini dilakukan untuk menyiapkan upaya sistematis dan strategis dalam meningkatkan kualitas lulusan Prodi Kesos Unpad.

Diskusi dibuka oleh Dekan FISIP Unpad Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, M.T., M.Si. Han. Dalam sambutannya, Widya mendorong setiap departemen di FISIP untuk terus berinovasi dalam mematri kedekatan dengan alumni. Hal ini dilakukan mengingat alumni menjadi mitra penting dalam pengembangan proses pembelajaran.

Senada dengan Widya, Kepala Kantor Kemitraan Alumni Unpad Dr. Risna Resnawaty, M.P., mengatakan, Unpad sangat mendorong dan membuka lebar potensi kemitraan dengan para alumni.

Dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad dijelaskan, rangkaian diskusi dimulai dari perumusan profil luusan ideal Prodi Kesos Unpad, meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Hal ini dilakukan untuk memandu pola pikir peserta sehingga dapat mengerucut pada sejumlah kapabilitas yang idealnya dimiliki lulusan.

Selanjutnya, setiap peserta diminta memilih satu di antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan ideal yang perlu dimiliki lulusan untuk kemudian dibedah secara mendalam.

Dari hasil diskusi tersebut, diperoleh berbagai gagasan untuk menunjang tercapainya profil lulusan Kesos Unpad. Gagasan tersebut, yaitu:

  1. Memperbanyak jam praktik di lapangan, jika memungkinkan lebih banyak dari jam belajar di kelas;
  2. Melakukan simulasi praktik senyata mungkin mendekati situasi di lapangan (supervised by college graduates);
  3. Membangun relasi sebanyak dan sekuat mungkin sejak dini di bangku kuliah (lulus disambut alumni);
  4. Menjadikan kampus sebagai “rumah” untuk (kembali) belajar;
  5. Sering menghadirkan praktisi alumni dalam kegiatan belajar mengajar di kampus. (rilis)*