[Kanal Media Unpad] Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran menggelar kuliah umum dengan menghadirkan peneliti dari Universitas Sorbonne, Perancis, Dr. Mathilde Mechling. Kuliah umum digelar secara hybrid dari kampus FIB Unpad, Jatinangor, Selasa (8/11/2022) lalu.
Dikutip dari laman FIB Unpad, kuliah umum bertajuk “An Introduction to Buddhist and Hindu Bronze Sculpture in Southeast Asia: Examples From Indonesia, Cambodia, and Thai-Malay Peninsula” memaparkan hasil penelitian Mechling mengenai arca perunggu Hindu dan Buddha di Indonesia.
Pada paparan awal, Mechling menjelaskan mengenai komposisi material pembentuk perunggu sebagai bahan pembuatan arca Hinda-Buddha, model pembuatan arca Hindu-Buddha, serta temuan lempeng prasasti yang tertanam di dalam pedestal arca perunggu Buddha.
Selain itu, Mechling menjelaskan mengenai penempatan arca perunggu pada relung candi, fitur arca yang memiliki kesamaan dengan relief yang terdapat di candi, hingga perbandingan gaya pengarcaan perunggu dari Asia Tenggara, khususnya antara Indonesia, India, dan Sri Lanka.
Secara detail, Mechling menjelaskan bagaimana menentukan periodisasi pada arca perunggu yang bisa dilakukan melalui pengamatan pada detail hiasan, ornamentasi, serta perbandingan gaya pengarcaan pada arca perunggu lainnya.
Ia menyebut terdapat permasalahan ketika harus menentukan asal dari arca perunggu karena arca tersebut biasanya kecil sehingga mudah untuk dibawa dan berpindah tempat.
Di akhir paparan, ia menjelaskan bahwa Asia Tenggara bukan selalu menjadi daerah yang menerima pengaruh gaya pengarcaan dari India. Ada kemungkinan bahwa Asia Tenggara juga memengaruhi gaya pengarcaan di India.
Pada kuliah tersebut, juga dipresentasikan paparan singkat mengenai arca perunggu Hindu-Buddha oleh dosen Prodi Sejarah Unpad Dr. Etty Saringedyanti, M.Hum. (rilis)*