Berusia ke-51, Korpri Harus Lebih Bermanfaat bagi Masyarakat – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) berulang tahun ke-51 pada Selasa (29/11/2022). Wadah yang terdiri atas ASN, untuk ASN, dan oleh ASN ini diharapkan dapat memaksimalkan diri untuk mendukung kinerja ASN.

Demikian disampaikan Penasihat Korpri Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Ir. Suharti, PhD, dalam sambutan yang dibacakan Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti saat menjadi Pembina Upacara Peringatan Hut ke-51 Korpri yang digelar di halaman Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (29/11/2022).

Untuk mengejar optimalisasi peran Korpri tersebut juga diperlukan partisipasi aktif dari para ASN. Untuk itu, pada Musyawarah Besar Korpri IX beberapa waktu lalu, ada empat program utama Korpri yang ditetapkan, yaitu: meningkatkan meningkatkan kualitas pelayanan publik dan digitalisasi birokrasi, menguatkan ideologi dan karakter ASN, perlindungan karier dan bantuan hukum ASN, serta peningkatan kesejahteraan ASN.

“Empat program tersebut adalah bukti bahwa Korpri ingin bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat dan seluruh ASN yang merupakan anggotanya,” baca Rektor.

Suharti mengingatkan, Korpri merupakan perkumpulan penyelenggaran negara. Organisasi ini harus mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Oleh karena itu, para aparatur  negara harus aktif berperan menjadi teladan dan memegang nilai-nilai ASN, yakni yakni berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

“Selain itu, kita juga harus menjunjung nilai toleransi, menghalau radikalisme-fanatisme, dan mengutamakan hajat hidup seluruh rakyat, bukan hanya segelintir golongan saja,” kata Rektor.

Upacara tersebut diikuti sejumlah pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan. Bertindak sebagai Pembaca Naskah UUD 1945 Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Rahmat Hidayat, M.Sc., IPM, Pembaca Naskah Panca Prasetya Korpri Dekan Fakultas Farmasi Prof. Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si., serta pembaca doa oleh Dekan FISIP Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata.*

Persaingan Usaha Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Masyarakat – Universitas Padjadjaran

Laporan oleh Natasya Chandra Silaban

[Kanal Media Unpad] Persaingan usaha menjadi salah satu fondasi penting untuk memahami efesiensi pasar. Ini disebabkan, pasar dengan persaingan sempurna merupakan konsep ideal yang akan menciptakan efesiensi sumber daya dan surplus ekonomi yang optimal.

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Maman Setiawan, S.E.,M.T., Ph.D., persaingan rendah akan cenderung tidak efisien atau memiliki produktivitas rendah karena tidak ada tekanan atau insentif untuk mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih baik.

Paparan tersebut Prof. Maman sampaikan saat membacakan orasi ilmiah berjudul “Persaingan Usaha Dan Pengaruhnya Terhadap Efisiensi Dan Kekuatan Pasar Di Indonesia: Pengukuran Dan Pemodelan” berkenaan dengan penerimaan jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Ekonomi, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Kamis (17/11/2022).

Konsentrasi industri, hambatan masuk ke pasar atau mark-up perusahaan dalam suatu industri bisa dijadikan ukuran-ukuran tunggal untuk mengukur persaingan pasar secara parsial.

Lebih lanjut lagi Prof. Maman mengatakan bahwa berbagai model ekonometrika statis dan dinamis menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi industri akan mendorong semakin rendahnya efisiensi teknis dan/atau produktivitas.

“Konsentrasi industri yang tinggi selalu dihubungkan dengan perilaku kolusif yang kemudian mendorong perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di atas normal,” kata Prof. Maman.

Tidak hanya dengan ukuran parsial, pengukuran persaingan usaha yang komprehensif juga terus berusaha dibuat untuk membantu pemerintah, khususnya KPPU dalam merumuskan kebijakan untuk meingkatkan efektivitas persaingan usaha.

Persaingan usaha setidaknya dapat diukur dengan tiga hal, yaitu: melalui aspek struktur, perilaku, dan aspek kinerja atau keluaran akhir.

“Dalam ekonomi digital dikenal konsep two-sided atau multi-sided market, yaitu kondisi di mana pembeli dan penjual berinteraksi dalam platform digital tertentu sebagai perantara” Ucap Prof. Maman.

Dijelaskan Prof. Maman, ukuran persaingan usaha seperti konsentrasi industri masih relevan digunakan pada konteks ekonomi digital, tetapi dalam interpretasi yang lebih dinamis.

“Persaingan usaha mendorong kenaikan tingkat upah dan indeks pembangunan manusia yang lebih baik,” ujar Prof. Maman.

Pengaruh persaingan usaha terhadap kesejahteraan ekonomi secara makro telah dibuktikan melalui penelitian dengan pendekatan pertumbuhan Solow dan ukuran indeks persaingan usaha yang lebih komprehensif. (arm)*

LPPM UNJ Selenggarakan Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat

Humas UNJ, Jakarta-Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta (LPPM UNJ) menyelenggarakan Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat, pada hari Kamis 3 November 2022 dan diselenggarakan secara hibrid, untuk yang luring berlokasi di Gedung Syafei lantai 8 Kampus A UNJ. Sedangkan untuk yang daring disiarkan melalui Zoom Live Streaming dan Kanal YouTube Edura TV UNJ.

Acara yang mengusung tema “Penerapan IPTEKS dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” menghadirkan narasumber Prof. M. Faiz Syuaib, selaku Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemendikbudristek Republik Indonesia. Dalam paparannya, Prof. M. Faiz Syuaib mengatakan bahwa topik cakupan dalam Pengabdian kepada Masyarakat lain pendidikan, sosial humaniora, sains dan teknologi, ekonomi kreatif, lingkungan dan pengetasan kemiskinan dan terakhir bidang relevan lainnya. Untuk melihat paparan lengkap Prof. M. Faiz Syuaib dapat disaksikan melalui YouTube Edura TV UNJ.

Dalam pengantar seminar, Prof. Ucu Cahyana selaku Ketua LPPM UNJ mengungkapkan bahwa peserta yang mengikuti seminar nasional ini terdapat 190 orang yang sudah mengirimkan paper dan mungkin akan bergerak bertambah terus, dan untuk peserta ini berasal dari berbagai instansi dan provinsi yang terdiri dari 25 Instansi, ucap Prof. Ucu Cahyana.

Prof. Ucu Cahyana menambahkan bahwa kegiatan Ini merupakan tahun ke-3 LPPM menyelenggarakan seminar nasional secara teratur. Seminar ini juga bertujuan untuk wadah komunikasi dan publikasi berbagai aktivitas kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara nasional. Kalau dilihat dari statistik, pada tahun 2020 terdapat 102 peserta, 2021 terdapat 162 peserta dan ini naik menjadi 190 peserta, ini merupakan tren positif.  LPPM UNJ sebenarnya tidak berhenti hanya sebatas nasional, tetapi ingin internasional. Tetapi rekan-rekan kolaborasi di luar negeri sangat sulit juga untuk pengabdian kepada masyarakat. Namun untuk seminar internasional riset itu komunitas para akademisi internasionalnya jelas dan ada. Ke depan posisi PkM sangat penting karena di sana terbangun kemitraan kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri dan masyarakat, sehingga perguruan tinggi dapat memahami persoalan yang ada di dalam masyarakat, ucap Prof. Ucu Cahyana.

Prof. M. Faiz Syuaib ketika menjawab pertanyaan

Setelah seminar ini semoga kami (LPPM)  bisa membuat satu buku yang di dalamnya berisi hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat selama 3 tahun ini berdasarkan topik tema kegiatan bapak/ibu yang sudah lakukan, sehingga kita dapat belajar banyak dan kemudian menemukan berbagai hal positif, dan bila memungkinkan  ke depan bisa membangun suatu Network, tutup Prof. Ucu Cahyana.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengatakan Tridarma Perguruan Tinggi mengamanahkan agar kampus hadir, dirasakan, dan berkontribusi pada masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia. Dalam konteks ini, kampus merupakan garda terdepan yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hilirisasi IPTEKS, produk-produk IPTEKS yang dihasilkan oleh akademia kampus merupakan sebuah keharusan, ungkap Prof. Komarudin.

foto suasana seminar nasional ketika luring

Prof. Komarudin menambahkan bahwa upaya meningkatkan kualitas penerapan P2M Perguruan Tinggi agar kebermanfaatannya terasakan bagi masyarakat, setidaknya ada 4 hal pokok yang harus kita lakukan:

  1. Penguatan Kelompok bidang keilmuan untuk menghasilkan IPTEKS yang komprehensif. P2M betul-betul disusun secara terintegrasi, lintas disiplin, berkelanjutan dan tidak hanya sekadar penggugur kewajiban;
  2. Desain, rekayasa IPTEKS, dan Rencana Aksi P2M agar link and match dengan DUDI dan kebutuhan masyarakat, bahkan negara;
  3. P2M yang dilakukan harus mendukung kompetensi dosen-mahasiswa, mendukung program pembangunan daerah, pemerintah pusat, dan berdampak pada pemeringkatan kampus; dan
  4. Inovasi Hasil P2M dapat menjadi bahan ajar tematik di kelas agar mahasiswa dapat belajar dengan “RASA”, tidak sekedar kognitif teoretik.