Dosen Perikanan PSDKU Unpad Lakukan Pemetaan Limbah Pengolahan Perikanan di Pangandaran – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Tim dosen Program Studi Perikanan PSDKU Universitas Padjadjaran di Pangandaran melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berupa pemetaan potensi limbah yang dihasilkan pengolah hasil perikanan di empat kecamatan di Kabupaten Pangandaran.

Penelitian yang dilakukan tim dosen Perikanan PSDKU Unpad tersebut didasarkan atas tingginya potensi perikanan dan kelautan di Pangandaran. Sebagai sentra penghasil produk perikanan, kegiatan pengolahan hasil perikanan tersebat di setiap kecamatan di Pangandaran. Produk utama yang dihasilkan di antaranya ikan asin, abon ikan, bakso ikan, olahan rumput laut yang dikelola skala rumah tangga maupun skala besar.

Di balik tingginya potensi pengolahan ikan tersebut, ada hal yang masih menjadi permasalahan dalam keberlanjutan industri pengolahan hasil perikanan di Pangandaran adalah penanganan dan pemanfaatan limbah yang tergolong masih tinggi.

Untuk itu, tim dosen Perikanan PSDKU Unpad yang diketuai Aulia Andhikawati, M.Si., melakukan pemetaan potensi limbah yang dihasilkan pengolah hasil perikanan di Kecamatan Pangandaran, Cijulang, Parigi, dan Cimerak.

Dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad, penelitian dilakukan untuk memetakan berapa banyak produksi limbah perikanan yang dihaslkan setiap bulannya beserta jenisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi limbah perikanan tertinggi berada di Kecamatan Pangandaran, yaitu mencapai lebih dari 30 kilogram per bulan dengan jenis limbah yang paling banyak ditemukan adalah jeroan ikan.

Umumnya limbah jenis ini dihasilkan dari kegiatan pengolahan ikan asin yang menjamur di sekitar Pangandaran.

Kegiatan yang disosialisasikan di Aula Kecamatan Pangandaran, Jumat (18/11/2022) ini mengundang Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan di sekitar Pangandaran, perwakilan ibu-ibu PKK, serta perwakilan perangkat kecamatan dan desa.

Kegiatan dilakukan dengan pemaparan materi mengenai sumber dan potensi limbah perikanan yang disampaikan Aulia Andhikawati dan materi pengolahan limbah hasil perikanan yang disampaikan Rusky Intan Pratama, M.Si.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan peta secara simbolis kepada perwakilan setiap kecamatan yang dibarengi dengan pemaparan mengenai Inisasi Gerakan Pangandaran Bebas Limbah (Waste Free Pangandaran Initiative/WFPi) yang diberikan Rega Permana, M.Si.

Melalui gerakan WFPi, ke depan, tim dosen Perikanan PSDKU Unpad bersama mahasiswa akan membentuk peta jalan (roadmap) penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang fokus dalam menyelesaikan masalah limbah perikanan di Pangandaran.

Penelitian pemetaan potensi limbah ini merupakan awal dari rangkaian rencana strategis yang akan dilakukan selama beberapa tahun ke depan untuk membangun bank data yang akurat dan dapat diandalkan. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi perikanan dan kelautan Pangandaran. (rilis)*

Peserta Dosen Magang Rasakan Kesan Positif Selama di Unpad – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Sebanyak 22 peserta Dosen Magang Kemendikbudristek RI tahun 2022 telah selesai menjalani program di Universitas Padjadjaran. Ada banyak kesan positif yang dirasakan peserta selama empat bulan menjalani program magang.

“Banyak kesan yang kami dapatkan semenjak mengikuti program MDPT di hybrid university ini,” kata Ketua MDPT Unpad 202 Halim Usman, SE., M.Si dari Universitas Muhammadiyah Palopo dalam Penutupan Program Magang Dosen ke Perguruan Tinggi 2022 di Unpad, di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Rabu (30/11/2022).

Lebih lanjut Usman mengatakan, kesan positif tersebut mulai dari menyadarkan peserta akan pentingnya mencintai profesi seorang dosen, serta memberi pengetahuan mengenai pentingnya kinerja seorang dosen, mulai dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, hingga kolaboasi yang baik antar sumber daya untuk mencapai visi universitas.

“Ditambah lagi semua pihak Universitas Padjadjaran yang terlibat dalam program ini tentu tampak sangat berusaha untuk semaksimal mungkin memberikan pelayanan dan kenyamann kepada kami,” ujar Usman.

Usman mengungkapkan, secara garis besar ada lima materi yang diberikan dalam program ini terkait manajemen pengelolaan perguruan tinggi, pendidikan pengajaran yang berorientasi pada Merdeka Belajar, penyusunan proposal dan pengelolaan penelitian, penyusunan propsan dan pengelolaan pengabdian pada masyarakat, dan pengembangan kerja sama antar lembaga.

“Tentunya dari kelima materi yang kami dapatkan ini telah banyak output yang kami dapatkan,” ungkap Usman.

Selain memberikan kesan positif, Usman juga memberikan sejumlah saran untuk perbaikan ke depannya, seperti diperlukannya peningkatan pengelolaan manajemen program.

“Semoga apa yang kita kerjakan tentu bermanfaat untuk semua pihak, bermanfaat untuk negara kita tercinta Indonesia sebagaimana moto kami semua di peserta MDPT Unpad tahun 2022 ini, ‘bakti anak negeri untuk ibu pertiwi’,” harap Usman.

Penutupan program MDPT di Unpad secara resmi dilakukan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Prof. Dr. Ida Nurlinda, M.H.

Prof. Ida mengatakan bahwa program MDPT merupakan kesemapatan untuk saling berbagi. Ada banyak hal yang diperoleh peserta dan Unpad.

“Mudah-mudahan apa yang kita sharing-kan selama ini bisa bermanfaat baik bagi bapak Ibu di universitas masing-masing nanti maupun bagi kami di Unpad untuk lebih baik lagi dalam penyelenggaraan dosen magang,” ujar Prof. Ida.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Sumber Daya Manusia Aulia Iskandarsyah, M.Psi., M.Sc., Ph.D mengatakan bahwa tahun ini Unpad menerima 22 peserta magang dosen yang berasal dari 14 perguruan tinggi dari Aceh hingga Merauke.

“Dua puluh dua orang ini mengikuti proses dalam dua tahap. Tahap pertama melalui daring selama dua bulan, yaitu Agustus-September, dan selanjutnya  di Oktober sampai November secara tatap muka atau offline di Unpad,” ungkap Aulia.

Aulia mengatakan, sebagai penyelenggara, Unpad mengoptimalkan pelayanan, mulai dari penjemputan semua peserta di bandara, hingga memberikan pengetahuan dan keterampilan. Diharapkan, peserta dapat selalu ingat Unpad meski program ini sudah berakhir.

Lebih lanjut Aulia mengatakan bahwa ia dan tm telah melakukan monitor indeks layanan kepuasan, seperti  dari segi materi, sarana prasarana, fasilitasi, dan kualitas materi yang disampaikan.

“Alhamdulillah mayoritas itu sangat memuaskan,” ungkap Aulia. (arm)*

Dosen Unpad Harus Punya Kebajikan Intelektual – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mendorong dosen untuk melakukan aktivitas yang lebih inovatif. Dosen diharapkan tidak mengerjakan sesuatu yang sudah dilakukan di masa lalu, tetapi harus berpikir mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri, institusi, dan bangsa.

“Jadi harus strategis, apa yang dikerjakan bermanfaat bagi diri sendiri itu harus bermanfaat bagi institusi dan bangsa,” kata Rektor saat menyampaikan materi pada acara penutupan Prajabatan Dosen High Quality Talent (HQT) Unpad yang digelar di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (28/11/2022) lalu.

Penerapan konsep tersebut akan mendorong apakah aktivitas yang dilakukan dosen Unpad sudah optimal atau belum. Jika konsep ini dilaksanakan, ini menjadi indikator keberhasilan perguruan tinggi dalam memberikan manfaat bagi masyarakat.

Rektor menjabarkan, seorang dosen berperan dalam mencetak lulusan perguruan tinggi yang bertalenta. Lulusan tersebut kemudian berkontribusi menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat, ini akan membantu mewujudkan kesejahteraan di masyarakat.

Karena itu, Rektor mengingatkan bahwa dosen tidak sekadar meluluskan mahasiswa. Akan tetapi, lulusan yang dihasilkan harus memiliki manfaat bagi masyarakat.

Dalam mewujudkannya, dosen didorong membuat gagasan dan karya intelektual yang bisa dipublikasikan. Publikasi tersebut kemudian menjadi referensi dalam menciptakan produk kebaruan, direkognisi, dan bisa  dimanfaatkan dengan baik.

Selain itu, dosen pun didorong menjadi seorang pribadi yang berintelektual. Rektor mengatakan, intelektual berarti seseorang yang ucapan dan tindakannya mengedepankan rasional daripada emosional. Segala yang disampaikan harus berdasarkan analisis akal, pikiran, dan pengetahuan.

“Tetapi, kita tidak hanya bertindak dan berucap secara intelektual, kita harus memiliki keterampilan intelektual yang bisa melakukan olah pikir dan solusi masalah. Dosen yang baik akan mampu menghasilkan solusi dari masalah,” ungkapnya.

Jika dosen sudah memiliki kemampuan olah pikir baik yang didukung dengan keterampilan intelektual akan menjelma menjadi kebajikan intelektual. “Kebajikan intelektual akan memunculkan kualitas pribadi yang unggul dilengkapi kekuatan karakter yang baik. Kita mendorong para dosen untuk punya kebajikan intelektual,” kata Rektor.*

Dosen Fkep Unpad Gelar Pengabdian Tingkatkan Kompetensi Perawat RSUD Sumedang – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Departemen Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran menyelenggarakan lokakarya “Peningkatan Kompetensi Perawat dalam Penerapan Perawatan Integratif di Area Keperawatan Medikal Bedah” di RSUD Sumedang, Kamis (24/11 2022).

Lokakarya tersebut digelar dalam Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) tim dosen Departemen Keperawatan Medikal Bedah Fkep Unpad, diikuti sejumlah perawat ruang rawat inap RSUD Sumedang yang berperan sebagai preseptor dan unsur manajemen keperawatan.

Para peserta diberikan materi terkait Integrated Care atau pelayanan terintegrasi berbasis pasien. Sebagai tenaga profesional, perawat harus memahami dan dapat mengaplikasikan bagaimana continuity of care pada pasien penyakit kronis, menjalankan protokol followed up care, transitional care serta bagaimana melakukan discharge planning pada pasien dengan masalah muskolskeletal.

Baru-baru ini, integrated care atau dengan istilah lain person-centred care merupakan pelayanan barbasis pasien yang mulai diterapkan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Keberhasilan dari penerapan integrated care bergantung pada keterpaduan elemen promosi kesehatan masyarakat.

“Tujuan dari intergratif care yang harus diberikan dalam pelayanan keperawatan adalah untuk memberikan kesempatan pasien terlibat dalam asuhan perawatan sehingga dapat melakukan perawatan secara mandiri dan meningkatkan pengalaman akan perawatan,” kata Ketua Pelaksana Kegiatan PPM, Nursiswati S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.KMB.

Pada acara tersebut hadir sejumlah dosen Fkep Unpad sebagai pemateri. Titis Kurniawan, S.Kep.,Ners.,MNS memberikan materi terkait continuity of care pada chronic disease. Materi ini tentang asuhan perawatan pada pasien penyakit kronis yang masih membutuhan perawatan lanjutan setelah pasien pulang untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Kemudian materi kedua diberikan oleh Chandra Isabella HP.,S.Kp., M.Kep yang memberikan materi tentang protocol followed up care oleh perawat medikal bedah. Selanjutnya materi ketiga diberikan oleh Sri Hartati Pratiwi S.Kep.,Ners.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B tentang transitional care. Materi terakhir terkait dengan discharge planning musculoskeletal disampaikan oleh Urip Rahayu S.Kp., M.Kep.

Kegiatan PPM tersebut terselenggara atas kerja sama Fkep Unpad dan Bidang Keperawatan RSUD Sumedang. RSUD Sumedang menyambut baik dengan kegiatan PPM yang dilaksanakan FKep Unpad karena penerapan integratif care merupakan pelayanan keperawatan yang sudak sejak lama direnncanakan RS untuk diterapkan dan membutuhkan sosialiasi dalam pelayanan.

Kepala Instalasi Diklat RSUD Sumedang, Nunung Nurliati, S.Kep., Ners mengatakan  pelayanan intergratif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, mencegah rawat ulang, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.

“Kami akan terus meningkatkan kerja sama dengan pihak Fkep Unpad untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam keberlanjutan asuhan keperawatan pasien kronis,” ujarnya. (rilis)*

Dosen Fapet Unpad Kembangkan Alat Inseminasi Buatan Praktis dan Sederhana – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Dr.agr. Ir. Raden Siti Darodjah, M.S., mengembangkan alat inseminasi buatan untuk hewan ternak. Alat inseminasi buatan yang dikembangkannya diambil dari bahan-bahan yang ada di sekitar peternak, sehingga mampu menekan tingginya biaya untuk pembelian alat inseminasi buatan yang beredar di pasaran.

Sejak 2019, dosen yang akrab disapa Dace ini melakukan riset pengembangan alat inseminasi buatan sederhana dengan mengadaptasi alat yang sudah ada sebelumnya bersama tim Fapet. Tujuan utamanya adalah bagaimana bisa memproduksi keturunan ternak dengan kualitas yang lebih bagus tanpa perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk membeli alat inseminasi buatan.

“Melalui teknologi inseminasi buatan, kita memaksimalkan pejantan untuk menghasilkan keturunan yang baik. Selain itu, ini juga bisa mereduksi petani sehingga tidak perlu membeli banyak ternak jantan,” kata Dace saat menjadi narasumber dalam acara “InovTalk: Alat Inseminasi Buatan” di kanal YouTube Unpad, Senin (21/11/2022) lalu.

Beberapa alat yang telah dihasilkan Dace dan tim di Laboratorium Produksi Ternak Fapet Unpad antara lain vagina buatan untuk menampung sementara dari sperma sapi yang akan diinseminasi. Dace membuat alat ini dari bahan-bahan sederhana dan bisa diperoleh dengan mudah, yaitu paralon yang dilapisi karet elastis serta telah dilengkapi dengan corong dan tabung reaksi.

“Jika dulu alat yang ada di laboratorium kami itu dibeli dari Jerman, akhirnya kita berupaya menciptakan alat sendiri dan bisa kita ajarkan ke peternak untuk membuat sendiri,” ujar Dace.

Alat ini juga dapat dipakai secara berulang, tahan lama, dan bisa digunakan secara bersamaan oleh para peternak dalam satu kelompok, sehingga kelompok ternak hanya cukup mempunyai satu jantan saja.

Selain vagina buatan, Dace juga menciptakan straw untuk menyimpan sperma yang sudah dibekukan. Alat ini sangat efektif untuk membawa spesimen menuju lokasi peternakan yang cukup terpencil. Cukup dimasukkan ke dalam termos yang berisi Nitrogen cair, spesimen dalam straw akan memiliki daya tahan yang cukup lama.

Alat lain yang diciptakan Dace adalah spons vagina untuk merangsang timbulnya hormon progesteron, serta spekulum sederhana terbuat dari paralon yang sudah dipasangi lampu.

Alat-alat ini sudah diujicobakan untuk proses inseminasi buatan pada sapi Pasundan yang ada di peternakan di Cijeunjing, Ciamis. Tidak hanya sapi, alat ini juga bisa digunakan untuk hewan domba, kambing, hingga kelompok unggas. Alat inseminasi buatan ini juga tengah diajukan untuk memperoleh paten.*

Sebanyak 41 Dosen Unpad Ikuti Pelatihan Pekerti – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Sebanyak 41 dosen Universitas Padjadjaran megikuti Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) 2022 di Ruangan Oemi Abdurachman Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Jatinangor, Senin (21/11/2022) hingga Jumat (25/11/2022).

Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Prof. Dr. Ida Nurlinda, M.H. Dalam sambutannya, Prof. Ida mengatakan pelatihan ini penting diikuti bagi dosen Unpad. Pelatihan ini diharapkan dapat menjadikan dosen Unpad sumber daya manusia yang lebih mumpuni.

“Ini suatu kewajiban yang harus kita ikuti bersama sebagai komitmen kita sebagai dosen di Universitas Padjadjaran,” kata Prof. Ida.

Lebih lanjut Prof. Ida mengatakan, seorang dosen setidaknya harus memiliki tiga kemampuan dasar, yaitu merancang proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya.

Dalam proses tersebut, dosen diharapkan dapat membawa pengaruh yang baik bagi mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan.

“Momen seperti ini menjadi hal yang sangat penting. Tidak semata terkait dengan proses pembelajaran itu sendiri tapi bagaimana dengan keilmuan yang kita punya bisa mendorong teman-teman mahasiswa menjadi anak muda yang pionir yang cukup baik,” kata Prof. Ida.

Selain itu, Prof. Ida juga berharap dosen Unpad dapat menjadi bagian dalam menjadikan Unpad bermanfaat dan mendunia. Acara dihadiri juga oleh Sekretaris Direktorat Sumber Daya Manusia Dewi Rostiawati, M.Ak, Ketua Panitia Pekerti Prof. Dr. Elin Herlia, serta tim pemateri Pekerti Unpad. (arm)*

Dosen FT UNJ Ciptakan Alat Resusitasi Jantung dan Paru

Humas UNJ, Jakarta-bertempat di Loby Rektorat Lantai 1 Gedung Rektorat UNJ kampus A, berlangsung peluncuran dan Focus Group Discussion (FGD) Alat Resusitasi Jantung dan Paru (RJP), Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Acara yang diadakan pada Jumat, 18 November 2022 turut dihadiri oleh Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ, Prof. Ucu Cahyana selaku Ketua LPPM UNJ, sekretaris dan koordinator pusat LPPM UNJ, para dekan dan wakil dekan dilingkungan UNJ, dan para koordinator program studi di lingkungan Fakultas Teknik UNJ (FT UNJ). Sementara itu dari luar turut dihadiri Drs. Ridwan Saleh selaku Direktur PT. Mandiri Jaya Medika, Dr. dr. Muzakkir Amir, SpJP(K) dan dr. Agustinus Fatola selaku Dokter Ahli Jantung RSUP Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Dr.Ir.Andi Amijoyo Mochtar, MSc dari Universitas Hasanuddin, dan perwakilan dari Rumah Sakit Jakarta.

Dalam paparannya, Rafiuddin Syam, Ph.D selaku Ketua peneliti Alat RJP dan juga dosen program studi Pendidikan Teknik Elektronika FT UNJ menyampaikan bahwa alat RJP ini sederhana tetapi yang bikin menarik karena tidak ada satu pun yang memproduksinya di dalam negeri, berarti hanya di UNJ-lah yang memproduksi pertama untuk alat resusitasi jantung paru ini, ungkap Rafiuddin Syam, Ph.D.

Rafiuddin Syam, Ph.D sedang mendemokan cara kerja alat

Rafiuddin Syam, Ph.D  menambahkan bahwa kelebihan dari alat ini, yaitu waktu pasang lebih cepat, tidak sampai 5 menit, bahkan kurang dari satu menit sudah terpasang. Alat ini juga sudah kita patenkan milik UNJ, bahkan untuk royalti sudah dipersiapkan sekitar 5% untuk UNJ dari harga yang dijual oleh PT. Mandiri Jaya Medika nantinya. Berikutnya bersama-sama dengan PT. Mandiri Jaya Medika untuk izin produk dan izin edar, serta royaltinya akan langsung diberikan kepada pihak UNJ. “tidak ada produk yang sempurna, kami akan menyempurnakan produk hingga menjadi unit yang bagus dan bernilai untuk dijual kepada masyarakat,” tutup Rafiuddin Syam, Ph.D.

Dalam kesempatan yang sama, Ridwan Saleh selaku Direktur PT. Mandiri Jaya Medika menyambut baik dengan adanya alat ini karena sejak Inpres Nomor 2 Tahun 2022, industri kesehatan digalangkan untuk menggunakan produksi dalam negeri. Jadi rumah-rumah sakit yang ada saat ini tidak diperbolehkan membeli produk-produk yang berlisensi luar negeri. Jadi kami berusaha mencari mitra. Ini merupakan suatu angin segar dan kebahagiaan untuk saya sendiri, karena saya merupakan alumni UNJ dan akhirnya kampus saya turut berpartisipasi pada produksi alat kesehatan, dan tentu UNJ memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk menciptakan alat kesehatan yang lain nantinya, ungkap Ridwan Saleh.

Drs. Ridwan selaku Direktur PT. Mandiri Jaya Medikar Saleh ketika menyampaikan sambutannya

Pada kegiatan ini, Dr. Uswatun Hasanah selaku Dekan FT UNJ sangat bangga dan mengapresiasi atas penelitian yang dibuat Rafiuddin Syam, Ph.D dan tim dosen FT UNJ lainnya. Semoga Alat RJP ini dapat menjadi salah satu sumbangsih inovasi perguruan tinggi untuk masyarakat, khususnya dunia kesehatan, ungkap Dr. Uswatun Hasanah.

Selanjutnya, Prof. Ucu Cahyana selaku Ketua LPPM UNJ menyampaikan bahwa kegiatan launching ini merupakan bagian dari kegiatan hibah Matching Fund Kedaireka 2022, dan UNJ memperoleh 2 hibah. Matching Fund Kedaireka ini memang suatu dana hibah dari kementerian. Jadi bukan hibah penelitian tetapi hibah program, karena sejak awal dibuatnya harus mempunyai mitra. Jadi harus punya matching dengan pihak dunia industri. Jadi kemitraan ini menjadi kunci utama. Saya kira, kegiatan ini sebagai awalan  untuk membuka kerja sama  dengan pihak industri, sehingga nantinya menghasilkan income bagi UNJ. Untuk itu harus kita bangun awalan yang baik ini. Semoga apa yang dikembangkan tidak hanya produk E-RJP saja, tetapi produk-produk lainnya. Dan menyempurnakan lagi produk-produk yang sudah ada, ucap Prof. Ucu Cahyana.

foto bersama para pimpinan, tamu dan mahasiswa/i unj

Pada kesempatan yang sama, Prof. Komarudin menyampaikan, ada dua kegembiraan kegiatan yang dilaksanakan hari ini, yang pertama iklim inovasi senantiasa tumbuh di UNJ, dan salah satu inovasinya apa yang kita saksikan hari ini dari dosen FT UNJ yang membuat Alat Resusitasi Jantung dan Paru. Semoga FT UNJ diharapkan menjadi lahan subur bagi inovasi yang ada di UNJ. Kegembiraan kedua, dengan hadirnya Pak Ridwan Saleh selaku Direktur PT. Mandiri Jaya Medika ini mewakili antusiasme pihak dunia usaha dan industri untuk mendukung penemuan inovasi UNJ. Apalagi Pak Ridwan merupakan alumni UNJ. Saya ucapkan terima kasih atas antusiasnya dan kehadirannya di kampus ini, ungkap Prof. Komarudin.

Unpad Gelar Prajabatan bagi 20 Calon Dosen Tetap Non-PNS – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Sebanyak 20 Calon Dosen Tetap Non-PNS Universitas Padjadjaran mengikuti kegiatan prajabatan yang digelar dari Senin (14/11/2022) hingga Senin (28/11/2022) mendatang. Peserta merupakan Calon Dosen dari Skema High Quality Talent serta Calon Dosen Tetap NonPNS.

Kegiatan Prajabatan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Unpad Prof. Dr. Ida Nurlinda, M.H. Dalam sambutannya Prof. Ida mengatakan bahwa para peserta merupakan bagian penting dalam pengembangan Unpad ke depan.

“Anda sangat potensial dan punya keahlian, keilmuan yang sangat mumpuni dan di atas rata-rata, sehingga Unpad rasanya tidak salah pilih memilih teman-teman menjadi bagian jadi dosen di Unpad,” kata Prof. Ida.

Prof. Ida menjelaskan, kesempatan menjadi dosen tetap di Unpad merupakan kesempatan langka karena proses rekrutmen dosen mengacu pada pembukaan penerimaan PNS di tingkat nasional. Namun, sejak ditetapkan sebagai PTN Badan Hukum, Unpad diberikan otonomi dalam pengelolaan keuangan maupun sumber daya manusia.

Sejak menjadi PTN Badan Hukum, Unpad mendapat kesempatan untuk memperoleh tambahan dosen dan tenaga kependidikan yang pengadaannya dilakukan mandiri. “Unpad berupaya untuk mencari dan mengupayakan tambahan pegawai yang betul-betul punya kemampuan untuk bisa berkontribusi secara maksimal sehingga Unpad bisa mencapai visi, misi, dan tujuannya,” jelasnya.

Untuk itu, kegiatan prajabatan ini merupakan momentum awal para calon dosen untuk mengenal Unpad, termasuk bagaimana proses bisnis yang dilakukan. Diharapkan, para calon dosen dapat menghasilkan kontribusi signifikan bagi kemajuan Unpad.

“Unpad sangat berbangga punya dosen muda yang tidak saja bisa mengembangkan nama Unpad, tetapi juga mengembangkan kariernya sebagai dosen dan periset menjadi sesuatu yang membanggakan,” kata Prof. Ida.

Selama sepuluh hari, peserta akan diberikan materi seputar Unpad. Mulai dari rencana strategis, proses bisnis Unpad, berbagai unit kerja di lingkungan Unpad, hingga pemberian materi seputar manajemen organisasi.*