Kolaborasi LP3M UNJ dengan PUI Gentra Waste Management, KPM dan BEM se-UNJ dalam Project Independent Green Campus

Humas UNJ, Jakarta-Green Campus merupakan gambaran sebuah kampus hijau yang menerapkan efisiensi energi yang rendah emisi, konservasi sumber daya dan meningkatkan kualitas lingkungan yang bersih dari sampah, dengan mendidik warganya untuk menjalankan pola hidup sehat dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif secara berkelanjutan.

Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu  Universitas Negeri Jakarta (LP3M UNJ) melalui Pusat PKL melaksanakan Project Independent Green Campus sebagai bagian dari 8 Program MBKM, yaitu berkolaborasi dengan Gentra Waste Management (Pusat Unggulan Ipteks Teknologi Pengolahan Sampah LPPM UNJ), Kelompok Muda Peneliti UNJ (KPM-UNJ), BEM Universitas, Fakultas dan Prodi se UNJ.  Project Independent ini nantinya dilaksanakan di Semester 118 untuk diikuti oleh 20 mahasiswa untuk tahap awal.

Hadir pada kegiatan ini pengurus LP3M UNJ, Vania Zulfa selaku Ketua PIC Project Independent Program MBKM UNJ, Ketua KPM, Ketua BEM Universitas, Fakultas, Program Studi dilingkungan UNJ dan Peserta mata kuliah Inovasi Teknologi Mahasiswa semester 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UNJ.

Dalam sesi acara, penyampaian materi diawali oleh Prof. Budiaman yang menyampaikan materi mengenai “Green Campus berbasis Pendidikan Lingkungan”. Selanjutnya materi kedua dan ketiga narasumber dari Gentra Waste Management yang menyampaikan materi mengenai “Implementasi Program Zero Waste Campus” oleh Syamsul Abbas Ras dan materi “Waste Management Campus Ramah Lingkungan” oleh Daswir Lelo. Acara ini dimoderatori oleh Oot Hotimah yang merupakan dosen Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNJ. Kemudian pada sesi acara terakhir dilakukan penandatanganan pernyataan komitmen oleh Ketua KPM, Ketua BEM UNJ, BEM Fakultas dan Program Studi dilingkungan UNJ yang berkomitmen untuk mewujudkan Zero Waste di lingkungan kampus UNJ pada tahun 2023.

Ahmad Syauqi Baihaqi selaku Ketua BEM UNJ pada kesempatan acara mengungkapkan bahwa mahasiswa memiliki visi yang besar untuk UNJ ke depan dan hari ini kita sama-sama memulai untuk mewujudkan visi besar itu. Pelaksanaan loka karya ini adalah momentum semangat sekaligus pernyataan komitmen kita bersama untuk saling berkolaborasi menuju UNJ sebagai Green Campus, bukan hanya karena hijau almamaternya, namun juga hijau karena peduli terhadap lingkungannya, ungkap Ahmad Syauqi Baihaqi.

Aam Amaningsih Jumhur menutup selaku Koorpus PKL LP3M UNJ mengatakan bahwa komitmen mewujudkan Zero Waste di semua kampus UNJ pada tahun 2023 oleh BEM UNJ, BEM Fakultas, BEM Prodi dan Kelompok Peneliti Mudah (KPM) sebagai implementasi dari budaya unggul yang menjadi ciri karakter seluruh warga UNJ yang berwawasan lingkungan serta peduli pada kualitas generasi yang akan datang, ungkap Aam Amaningsih Jumhur.

Sementara itu, Prof. Budiaman selaku Sekretaris LP3M UNJ yang mewakili Ketua LP3M UNJ dalam sambutan pembukaan acara Loka karya Project Independent Program MBKM menyampaikan bahwa Green Campus harus dapat meningkatkan kualitas lingkungan dengan mendidik warganya untuk menjalankan pola hidup sehat, basis Pendidikan Lingkungan menjadi ciri khas UNJ dalam melaksanakan program Green Campus, ungkap Prof. Budiaman.

Pada kesempatan yang sama, Abdul Sukur selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNJ yang diwakili oleh Taryudi selaku staf pengembang dalam sambutannya mengatakan bahwa kami sangat mengapresiasi kegiatan Lokakarya Green Campus yang diselenggarakan oleh LP3M UNJ dengan menghadirkan para pakar dibidangnya sebagai narasumber dan diikuti oleh perwakilan dari BEM se-UNJ dan juga KPM UNJ. Kegiatan ini juga sejalan dengan tujuan SGDs No. 6 dan juga program MBKM Kemendikbudristek yang tertuang pada Permendikbud No. 3 tahun 2020. Semoga program Green Campus ini menjadi Best Practice dan diterapkan secara berkelanjutan oleh seluruh sivitas akademika UNJ, ungkap Tarjudi.

kontributor: Tim LP3M UNJ

Mahasiswa FH Pelajari Peran Antidumping dalam Perdagangan Internasional di Indonesia – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Departemen Hukum Bisnis Transnasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran menyelenggarakan kuliah internasional “A-Z on Trade Remedies: Antidumping, Countervailing, Measures and Safeguards” secara hybrid pada 18 Oktober 2022. Webinar tersebut dimoderatori Dosen FH Unpad Mursal Maulana, M.H.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Gustav Brink selaku International Trade Law Consultant sekaligus Extraordinary Lecturer in Mercantile Law University of Pretoria, South Africa menjelaskan bahwa trade remedies merupakan upaya yang dilakukan negara untuk melindungi industri domestik dari kerugian akibat perdagangan tidak sehat dari kegiatan impor yang dilakukan dari negara lain.

Menurutnya, antidumping perlu diterapkan di Indonesia sebagai salah satu cara untuk melindungi alur perdagangan sehingga barang atau komoditi yang dijual dari negara lain tidak memiliki harga yang lebih murah, agar tidak menguasai pasar perdagangan di Indonesia.

Pembicara lain, Joseph Wira Koesnaidi yang merupakan International Trade Lawyer mengatakan bahwa makin berkembangnya sektor perdagangan internasional membuat kebutuhan para ahli yang menguasai bidang perdagangan internasional semakin meningkat.

Menurutnya, saat ini belum banyak pengacara yang secara praktik ingin menguasai tentang hukum perdagangan internasional. Walau demikian, dengan makin berkembangnya waktu serta kompetisi, makin banyak pula tantangan dalam sektor perdagangan internasional yang tentunya juga menyediakan berbagai peluang.

“Persaingan akan membuat sektor ini tumbuh semakin besar,” kata Joseph.

Sementara itu Fuji Anrina, S.E., MILE selaku Trade Security Investigation and Security Analyst Junior Expert di Direktorat Pengamanan Perdagangan, Kementerian Perdagangan RI menjelaskan bahwa antidumping merupakan hal yang paling banyak digunakan untuk penerapan instrumen trade-remedies di seluruh anggota WTO, termasuk Indonesia yang kini menduduki peringkat ke-1 untuk penerapan investigasi Safeguard Instrument.

Melanjutkan apa yang disampaikan Fuji, Christianto Tonggo, S.H., LL.M. selaku International Trade Law Specialist di Kementerian Perdagangan RI. Ia mengatakan bahwa dibutuhkan keterampilan yang besar untuk dapat mendalami dan menguasai hukum perdagangan internasional.Christian menambahkan bahwa dalam penyelidikan kasus-kasus perdagangan internasional membutuhkan skill analisis yang tajam. (rilis)*

LPPM UNJ Selenggarakan Workshop Kemitraan Industri dalam Mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia

Humas UNJ, Jakarta-dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta (LPPM UNJ) mengadakan Workshop kemitraan industri melalui produk riset inovasi UNJ.

Workshop yang diadakan pada Senin 7 November 2022, diadakan secara luring di Gedung M.Syafei lantai 8, UNJ Kampus A. Workshop ini turut menghadirkan 3 narasumber yaitu: Aswin Tanzil selaku Direktur Utama EdConnect Solusi Integrasi, Hendrik selaku Direktur Multicom Persada Internasional dan Hary Candra selaku Direktur PesonaEdu.

Hadir dalam kesempatan ini, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ, Prof. Ucu Cahyana selaku Ketua LPPM UNJ, para wakil rektor, Ketua LP3M UNJ, para dekan dan direktur pascasarjana, serta koordinator pusat dan dosen di lingkungan UNJ.

foto bersama antara pimpinan, narasumber dan peneliti UNJ

Prof. Ucu Cahyana dalam laporannya di dua tahun terakhir kami (LPPM) memberikan skema hibah riset inovasi, tetapi pada tahun sebelumnya ialah riset inkubator bisnis. Jadi yang hadir sekarang ini merupakan peneliti UNJ yang menghasilkan produk inovasi, ungkap Prof. Ucu Cahyana.

Lanjut Prof. Ucu Cahyana menambahkan bahwa prinsip workshop ini hilirisasi produk-produk hasil penelitian dosen-dosen UNJ. Kegiatan ini juga mempunyai 3 tujuan utama: 1) Memperkecil GAP antara produk riset inovasi dan kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI), dan sebagian besar narasumber yang hadir dari berbagai macam industri ada bidang pendidikan dan media digital. Tentu workshop akan diperluas lagi untuk bidang lainnya. Bukan Cuma memperkecil tapi mendekatkan antara para peneliti dan pihak industri; 2) Maping antara produk yang dihasilkan Penelitian unj dengan pihak DUDI. Sehingga sejalur antara jalur riset dan kebutuhan DUDI. Sehingga hilirisasi penelitian berjalan dengan baik; 3) Memberikan motivasi kepada peneliti sehingga tidak sebatas menjadi produk saja, tapi bagaimana menjualnya dan menarik DUDI.

“Di akhir acara mungkin akan ada diskusi khusus untuk pengembangan bisnisnya, karena LPPM hanya menghasilkan produk, tetapi bekerja sama dengan pihak DUDI merupakan ranah DUDI, termasuk pengaturan royalti dan sebagainya. Mudah-mudahan workshop ini mendapatkan respons yang baik dari para peneliti,” tutup Prof. Ucu Cahyana pada laporannya.

Senada dengan itu, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengatakan benar sekali kita masih memiliki gap, karena kita sering kali terjebak oleh keahlian yang kita miliki secara teoritis. Sementara pengembangan praktis di luar sana sangat luar biasa, untuk itu kita hadirkan para praktisi langsung untuk mendekatkan diri dan memperkecil gap agar sesuai dengan DUDI. Kita juga memotivasi untuk membuka cakrawala perkembangan di luar seperti apa, akhirnya ketemu jalurnya. Bahkan hilirisasi tidak lagi menjadi kendala, ungkap Prof. Komarudin.

foto suasana ketika workshop berlangsung

Kendala juga tidak hanya di hilirisasi, walaupun kebijakan menjadi penentu, sebagai contoh ada Universitas Teknologi Madura mengembangkan mengenai garam yang sesuai dengan standar internasional dan kesehatan yang sangat tinggi. Tetapi mereka (peneliti) kecewa karena kebijakan tetap ada impor garam.

Perjuangan kita selain menghasilkan inovasi-inovasi adalah bagaimana menggugah pemangku kebijakan untuk bisa membuat kebijakan yang ramah kepada inovasi dalam negeri, meski judul seminar ini bangga buatan Indonesia, tetapi buatannya laku dan dibeli masyarakat kita.

Tantangan kita multidimensi, tidak hanya aspek inovasi dari riset ,tetapi bagaimana dari riset memberi manfaat dan keuntungan besar bagi periset, lembaga dan bangsa. Oleh karena itu kemitraan dengan kemitraan industri sangat penting.

“terima kasih atas inisiasi dari Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis yang di bawah lingkup LPPM UNJ, ini merupakan kegiatan bagus dan semoga dapat berkelanjutan, mungkin bisa 3 bulan sekali untuk memotivasi para peneliti dalam menghasilkan dan memasarkan produknya,” tutup Prof. Komarudin dalam sambutannya.

Menguak Seni Gerak dan Strategi Perang dalam Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian yang oleh para ahli dianggap sebagai ensiklopedia budaya Sunda masa lampau, saat ini sedang diupayakan menjadi Ingatan Kolektif Nasional (Ikon) serta diajukan sebagai Memory of World (MoW) ke Unesco, PBB.

Menurut Dosen Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, M.S., pengajuan tersebut cukup mendasar mengingat banyak kearifan lokal budaya Sunda yang terendap dalam naskah dan belum banyak dikenal oleh masyarakatnya.

“Sudah saatnya kita ‘ngeh’ terhadap budaya kita sendiri yang merupakan identitas dan jati diri sebagai orang Sunda,  karena teks naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian menyimpan berbagai ragam keterampilan, seni gerak, dan strategi perang, yang berguna sebagai wahana ilmu pengetahuan serta masih eksis di era kasajagatan sekarang,” papar Elis.

Elis memaparkan, naskah tersebut menampilkan beberapa jenis permainan rakyat yang ada kaitannya dengan gerak dan tarian. Ada keterkaitan antara jenis lagu sebagai pengiring dengan gerakan yang dilakukan, seperti Ceta Maceuh, Ceta Nirus, Tatapukan, Bangbarongan, Babakutrakan, Ubang-ubangan, Neureuy Panca, Munikeun Lembur, Ngadu Lesung, Asup Kana Lantar, dan Ngadu Nini.

Istilah-istilah tersebut sudah tidak eksis karena tergeser permainan modern, atau disinyalir namanya berubah meskipun gerakannya sama.

Dosen Filologi tersebut melanjutkan, keberadaan jenis permainan dalam Sanghyang Siksa Kandang Karesian yang ada hubungannya dengan seni gerak salah satunya adalah Neureuy Panca. Ia menganalisis adanya perubahan konsonan dan vokal pada dua kata majemuk tersebut.

Perubahan konsonan /n/ pada kata neureuy berubah menjadi /h/ atau heureuy. Sementara itu, kata penca, jika hilang unsur vokalisasinya akan terbaca panca.

Jika mengacu pada analisis tersebut, heureuy penca bisa diartikan sebagai bermain pencak, atau sejenis permainan yang menggunakan gerak dan lagu. “Permainan seperti ini masih dapat kita lihat dalam berbagai gerakan  pencak silat,  seperti dalam penca aliran Cikalong, Cimandé, Sabandar, Madi, Kari, dan yang lainnya,” terangnya.

Permainan seni gerak sejenis heureuy penca, dalam teks naskah  berkaitan erat dengan penyebutan beberapa aneka jenis kawih dalam Sanghyang Siksa Kandang Karesian. Jenis dan nama lagu yang terungkap dalam teks tersebut  bermanfaat untuk melengkapi serta menambah perbendaharaan dalam bidang seni kawih Sunda.

Hal tersebut dimungkinkan jika seniman atau para penggubah lagu mampu mengolaborasikannya saat ini.

Selain itu, lanjut Elis, heureuy penca (neureuy panca) juga ada kaitannya dengan alat atau media yang digunakannya, seperti kajimalélaatau pisau yang terbuat dari baja. pamukatau sejenis senjata tajam, kujang atau senjata khas orang Sunda zaman dahulu, patrem atau pisau kecil/senjata perempuan, téték saléh atausejenis tongkat alat upacara kebesaran,dan tipulung/iket atau ikat kepala.

Istilah strategi peran yang terungkap dalam naskah tersebut memiliki gerakan yang identik dengan perilaku perang, seperti   jenis permainan yang dikolaborasi dengan gerak dan lagu, yang apabila kita cermati, gerakannya seolah-olah meniru-niru bentuk atau perilaku  binatang.

Strategi perang yang diimplementasikan menyerupai gerakan atau perilaku binatang yang ditirunya, di antaranya singa, garuda, asu/anjing , merak, gagak, luwak, kijang, lisang, buaya. Hal ini juga terjadi pada gerakan tari Sunda, yang meniru-niru perilaku binatang, seperti tari merak, tari kijang, tari kukupu, tari burung merpati, dan garuda.

Elis mengatakan, strategi dan perilaku siasat perang yang terungkap dalam teks naskah tersebut tidak menutup kemungkinan masih digunakan dalam strategi siasat perang di militer ataupun kepolisian RI. “Hal ini membuktikan bahwa teks naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian masih eksis dan relevan dengan kondisi saat ini,” pungkasnya. (rilis)*

Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Merancang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru SILN Arab Saudi

Humas UNJ, Jakarta-Pada akhir mendampingi dan mengantar mahasiswa UNJ yang akan melaksanakan PKM di SILN Arab Saudi, yang terdiri dari Sekolah Indonesia Makkah (SIM), Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ, dan Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) tanggal 23 Oktober 2022, tim dosen yang terdiri dari Dr. Nuruddin, MA. (Korpus PKM), Aam Amaningsih, Ph.D. (Korpus PKL), Dr. RA Barnabas, M.Pd (Dosen Prodi PBA FBS), dan Sari Narulita, MA (Dosen PAI FIS) melaksanakan workshop peningkatan kompetensi guru SILN Arab Saudi dalam merancang penelitian tindakan kelas (PTK) secara hibrid.

Kegiatan workshop ini dibuka secara resmi oleh Atdikbud KBRI Riyadh Bapak Badrussholeh, Ph.D dengan peserta terdiri dari guru-guru SIR secara luring dan guru-guru SIM dan SIJ secara daring. Dalam sambutannya Atdikbud menyampaikan dua hal penting, yaitu: pertama, memberikan apresiasi yang sangat tinggi terkait program PKM Internasional dari LP3M UNJ dengan mengirim enam mahasiswa sebagai peserta program ini; dua orang di SIM, satu orang di SIJ, dan tiga orang di SIR. Kedua Atdikbud mengajak kepada semua guru SILN Arab Saudi baik SIM, SIJ, dan SIR untuk meningkatkan kompetensinya dalam menulis karya ilmiah yang dilanjutkan untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Dr. Nuruddin, MA sebagai nara sumber dalam workshop tersebut menjelaskan konsep, tujuan, karakteristik, langkah-langkah memulai, dan membuat proposal PTK. Di akhir kegiatan tim dosen memberikan cendera mata kepada Atdikbud dilanjutkan foto bersama peserta, mahasiswa peserta PKM, dan tim dosen UNJ di teras SIR.

kontributor: Nuruddin selaku korpus PKM UNJ