[Kanal Media Unpad] Di bidang kedokteran gigi, penelitian mengenai material resin komposit sebagai bahan tambal gigi telah banyak berkembang. Meski demikian, optimasi material resin masih perlu terus dilakukan agar dapat bertahan dengan baik di rongga mulut.
“Hingga saat ini resin komposit masih memiliki masa pakai yang terbatas. Kegagalan berupa fraktur pada bagian atau tepi mahkota dari resin komposit merupakan salah satu kegagalan utama yang sering ditemukan. Kegagalan ini dikaitkan dengan penurunan sifat mekanis resin komposit dari waktu ke waktu ketika berada di dalam rongga mulut,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Nina Djustiana, drg.,M.Kes.
Prof. Nina menyampaikan hal tersebut saat membacakan orasi ilmiah berjudul “Rekayasa Karakteristik Bahan Pengisi untuk Optimasi Sifat Mekanis Resin Komposit Kedokteran Gigi”, berkenaan dengan penerimaan jabatan guru besar dalam bidang Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Bandung, Jumat (18/11/2022).
Pada kesempatan tersebut, Prof. Nina menjelaskan, rekonstruksi jaringan keras gigi menggunakan material artifisial merupakan salah satu isu penting yang paling banyak diteliti di bidang kedokteran gigi. Gagasan bahan tambal gigi yang dapat menyerupai jaringan gigi secara alami, baik secara fisik maupun visual menjadi arah pengembangan terkini dari riset resin komposit.
“Saat ini resin komposit merupakan bahan tambal yang paling banyak digunakan karena dapat dipakai dalam penambalan gigi secara langsung dan memiliki estetika yang memadai,” jelas Prof. Nina.
Lebih lanjut Prof. Nina menjelaskan bahwa resin komposit terdiri dari tiga komponen, yaitu matriks resin, coupling agent, dan bahan pengisi.
Secara garis besar, matriks resin terbuat dari campuran monomer multifungsional dan inisiator. Coupling agent merupakan senyawa dengan dua gugus fungsi reaktif yang merekatkan partikel bahan pengisi dengan matriks resin. Sementara itu, bahan pengisi resin komposit berperan sebagai penguat dengan rasio massa yang besar, pada umumnya 50-85%.
Jika dibandingkan matriks resin, karakteristik bahan pengisi memiliki peran yang lebih signifikan dalam meningkatkan sifat 4 mekanis resin komposit, di antaranya modulus elastisitas, kekuatan, fracture toughness, fatigue life, kekerasan dan ketahanan aus.
“Optimasi bahan pengisi dalam resin komposit bertujuan untuk menghasilkan sifat mekanis yang secara ideal menyerupai sifat mekanis jaringan keras gigi yang digantikan,” jelas Prof. Nina.
Hingga saat ini, Prof. Nina bersama tim peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi FKG Unpad yang berkolaborasi dengan departemen lain, di antaranya Departemen Konservasi dan Prostodonti FKG Unpad telah menyelenggarakan beberapa kali temu ilmiah tentang riset pengembangan bahan pengisi khususnya yang berbasis fiber terhadap peningkatan kekuatan resin komposit untuk aplikasi pasak dan jembatan adhesif kepada para dokter gigi dan calon dokter gigi.
Riset pengembangan dari Prof. Nina dan tim dilakukan juga melui hibah internal unpad. Melalui program tersebut, kegiatan penelitian dapat terintegrasi dengan program KKNM Unpad, serta hasil riset telah dikenalkan masyarakat melalui seminar dan publikasi riset di jurnal pengabdian kepada masyarakat.
Dikatakan Prof. Nina, pengembangan riset bahan pengisi resin komposit saat ini berfokus kepada pemanfaatan sumber alam Indonesia dan sedikit demi sedikit melangkahkan kaki menuju kemandirian bangsa akan tingginya angka ketergantungan bahan kedokteran gigi, khususnya bahan tambal untuk menunjang kesehatan gigi masyarakat Indonesia. (arm)*