[Kanal Media Unpad] Ubi jalar dikenal memiliki banyak manfaat dan berperan penting dalam terwujudnya ketahanan pangan nasional. Ubi jalar juga memiliki peran strategis dalam sektor bisnis pertanian di tanah air.
“Kebutuhan ubi jalar terus meningkat, akan tetapi tidak tidak dapat dipenuhi oleh produksi ubi jalar nasional,” kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Dr.sc.agr. Agung Karuniawan, M.Sc., saat membacakan orasi ilmiah berkenaan dengan penerimaan jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Pemuliaan Tanaman.
Acara tersebut diselenggarakan di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad,Bandung, Kamis (17/11/2022). Prof. Agung membacakan orasi ilmiah berjudul “Peningkatan Daya Saing Bahan Baku Industri dan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pemuliaan Ubi Jalar Beradaptasi Luas dan Spesifik Lingkungan”.
Dikatakan Prof. Agung, pemuliaan ubi jalar beradaptasi luas dan spesifik lingkungan merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan produksi dan produktivitas ubi jalar nasional.
Program pemuliaan ubi jalar sedang dilakukan Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih Faperta Unpad dengan tujuan merakit varietas ubi jalar beradaptasi luas dan spesifik lingkungan.
Prof. Agung menjelaskan, program pemuliaan ubi jalar beradaptasi luas dan spesifik lingkungan meliputi tahapan, antara lain: eksplorasi dan koleksi aksesi-aksesi ubi jalar, karakterisasi dan evaluasi, studi komponen genetik, persilangan, dan uji daya hasil di beberapa lokasi.
“Eksplorasi dilakukan di daerah Cilembu, Sumedang, Jawa Barat yang merupakan sentra produksi ubi jalar dengan luas 22 hektar. Melalui kegiatan eksplorasi diperoleh 59 aksesi ubi jalar dari desa Cilembu, dan diperoleh 122 kerabat liarnya dari wilayah Citatah. Semua aksesi kemudian ditanam di kebun koleksi Fakultas Pertanian di Ciparanje Jatinangor Sumedang,” ungkap Prof. Agung.
Lebih lanjut Prof. Agung mengatakan, analisis karakteristik umbi dan kandungan kimia pada aksesi ubi jalar memperlihatkan bahwa terdapat keragaman penampilan karakter umbi dan potensi hasil untuk bahan pangan dan bahan baku industri.
“Aksesi-aksesi ubi jalar lokal yang mempunyai potensi hasil tinggi dan sesuai dengan kebutuhan industri dapat dikembangkan untuk meningkatkan produksi agroindustri,” ujar Prof. Agung.
Pengujian adaptabilitas telah dilakukan pada tiga lokasi sentra produksi ubi jalar. Berdasarkan hasil analisis AMMI dan GGE Biplot diperoleh beragam genotipe yang memiliki adaptasi yang luas.
Dijelaskan Prof. Agung, genotipe yang beradaptasi luas dapat dikembangkan sebagai varietas unggul, sedangkan genotipe yang berdaptasi spesifik dapat dikembangkan menjadi varieta sunggul spesifik lokasi.
Saat ini, dua genotipe stabil pada tahun 2019 telah mendapatkan sertifikat sebagai varietas hasil pemuliaan tanaman Tanaman dari PVT-PP Kementrain Pertanian RI yaitu Varietas Biang dan Mencrang.
Selanjutnya, semua aksesi terseleksi tersebut sedang dalam tahapan uji multilokasi untuk proses pelepasan varietas tanaman.
“Varietas unggul baru yang dilepas nantinya, baik yang berdaya adaptasi luas dan spesifik, merupakan salah satu upaya peningkatan daya saing bahan baku industri dan ketahanan pangan nasional,” kata Prof. Agung. (arm)*