Mengenal Puisi sebagai Alternatif Meningkatkan Literasi
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Halo, sahabat online!
Adakah yang tahu tentang sebait puisi diatas? Yups judul puisi tersebut adalah Hujan Bulan Juni karya eyang Sapardi Djoko Damono. Kali ini kita bukan membahas perihal mengapa hujan di bulan juni lho hehe. Kali ini kita akan membahas tentang puisi dan mengapa kamu harus ikut berpuisi?. Mau tahu lebih lanjut? Yuk disimak ya!
Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra, rima, baris dan bait. Lebih tepatnya puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam mengosentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batin. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan.
Lalu, apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam puisi?
Unsur-unsur puisi dibagi berdasarkan strukturnya menjadi dua, yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, terdiri dari beberapa hal seperti: tema, rasa (feeling), nada dan tujuan. Lebih tepatnya struktur batin puisi yaitu bagaimana kamu bisa membuat suatu puisi yang memiliki makna dengan tema dan perasaan yang mendalam. Sedangkan struktur fisik puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, terdiri dari beberapa hal seperti: tipografi atau perwajahan puisi, diksi, imaji, gaya bahasa, rima atau irama. Lebih singkatnya, struktur fisik yaitu bagaimana metode kamu dalam menyampaikan suatu puisi di depan khalayak umum. Ketika kamu mampu menyampaikan dengan intonasi yang baik, tipografi yang baik maka bisa jadi akan sampai makna puisi tersebut ke audience atau yang mendengarkan.
Puisi lama dan puisi baru
Puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan seperti: jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 umpan, rima, banyak suku kata tiap baris, dan irama. Jenis puisi lama seperti: syair, pantun, mantra, gurindam dll. Sedangkan puisi baru merupakan puisi yang lebih bebas, baik dari segi bait, suku kata maupun rima. Jenis puisi baru berdasarkan isinya, seperti: balada, ode, romansa, satire dll.
Potret kaum milenia hari ini banyak memanfaatkan jenis puisi baru yang bergenre romansa yaitu ungkapan perasaan kasih sayang untuk seseorang, atau luapan hati yang terdalam. Biasanya disebut dengan kaum indie alias kaum senja. Nah kalo kamu juga gitu ngga nih?
Mengapa kamu harus berpuisi?
Karena puisi merupakan suatu karya, dengan karya maka hidupmu akan kekal abadi. Yuk, mumpung masih muda mari kita manfaatkan waktu untuk perbanyak karya. Di mulai dari puisi-puisi ringan tentang perjalanan hidup atau perjalanan asmara juga bisa lho. Kalau bukan hari ini mau kapan lagi? Menulislah maka kamu akan abadi, hanya karya yang bisa membuat kamu selalu hidup di bumi.
Contoh puisi
Damai bersama hati
Bukan tentang aku
Apalagi tentang kamu
Tapi ini tentang kita dengan semesta
Semesta sudah banyak berkorban untuk kita
Menurunkan egonya untuk bertahan
Demi kemashalatan manusia
Lantas akankah manusia bisa berdamai?
Bagaimana bisa manusia berdamai?
Jika yang ada diisi kepala
Hanya ke-egoan semata
Menginginkan seluruh yang ada di semesta
Tanpa mampu memelihara
Damai bersama hati
Mungkin bisa menurunkan segala ke-egoan
Mampu memberikan spirit positif
Untuk manusia berkerja sama dengan semesta